Pernah dengar istilah Brain Rot? Ini bukan penyakit fisik, tapi kondisi mental di mana otak jadi "busuk" karena terlalu banyak terpapar informasi instan dan konten viral yang kurang berkualitas.
Kekhawatiran ini makin nyata di kalangan orang tua. Anak-anak zaman sekarang kok rasanya makin pasif, nggak lagi punya rasa penasaran, dan imajinasinya seolah mati suri. Mereka cuma jadi spons yang menyerap informasi tanpa filter, bahkan tak jarang informasi yang merusak perilaku.
"Anak-anak kini tenggelam dalam lautan konten yang cepat saji, dan ini berbahaya," kata Dr. Michael Rich, seorang dokter anak dan pendiri Center on Media and Child Health di Harvard Medical School.
"Anak-anak kini tenggelam dalam lautan konten yang cepat saji, dan ini berbahaya," kata Dr. Michael Rich, seorang dokter anak dan pendiri Center on Media and Child Health di Harvard Medical School.
Otak mereka jadi terbiasa dengan rangsangan instan, sehingga kemampuan untuk berpikir kritis, berimajinasi, dan bahkan menemukan makna dalam kebosanan pun berkurang. Ini yang kami sebut dengan digital obesity atau obesitas digital.
Pernyataan senada dari Dr. Jean M. Twenge, profesor psikologi dari San Diego State University, menegaskan bahwa anak-anak jadi sulit berkonsentrasi pada hal-hal yang butuh pemikiran mendalam, seperti membaca buku atau memecahkan masalah.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan sebagai solusi tangkal Brain Rot.
Paparan konten digital yang berlebihan, terutama yang bersifat dangkal dan adiktif, bisa mengurangi kemampuan anak untuk fokus dalam jangka waktu lama.
Lantas, apa yang bisa kita lakukan? Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan sebagai solusi tangkal Brain Rot.
- Batasi Screen Time. Ini klise, tapi penting banget. Terapkan jadwal ketat untuk penggunaan gadget. Alihkan waktu mereka untuk aktivitas fisik, bermain di luar, atau membaca buku.
- Arahkan ke Konten Edukatif. Dampingi anak saat berselancar di dunia maya. Pilihkan tontonan atau aplikasi yang mengasah kreativitas dan pengetahuan.
- Dorong Aktivitas "Non-Digital". Ajak anak melukis, bermain musik, bercerita, atau melakukan hobi yang mengasah imajinasi dan motorik mereka. Biarkan mereka berkreasi tanpa gadget.
- Jadi Contoh yang Baik. Kita sebagai orang tua juga perlu mengurangi ketergantungan pada gadget. Anak akan meniru kebiasaan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar