Recent Posts

Ketika Daun Berwarna Coklat Itu Jatuh

6 April 2011

Seperti malam-malam sebelumnya, sehabis sholat isya saya biasa 'nongkrong' di taman mungil di belakang rumah. Taman seluas 3x4m itu adalah tempat yang nyaman untuk termenung.

Kecuali anak dan istri saya, tidak ada orang lain yang dapat melihat karena dikedua sisinya dipasangi batako setinggi 3m.

Ditemani gemericik air dari water fall dipojokkan taman, rokok mild dan segelas teh celup manis menambah suasana permenungan semakin dalam.

Baca juga: Rumah Impianku Tidak Muluk Yang Penting Nyaman

Baru tiga hisapan rokok, tiba-tiba sehelai daun berwarna coklat jatuh padahal tidak ada angin yang menerpa pohon itu.



Lantaran daun itu jatuh, pikiran jadi menerawang jauh. Kenapa jatuh? Daun lain kok tetap utuh pada tangkainya?

Mendadak inget pelajaran biologi smp dulu, daun jatuh karena ia sudah tidak lagi memiliki fungsi bagi pohonnya. Ia sudah tidak lagi memiliki zat hijau daun (Chlorophyll) yang fungsinya sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis untuk kelangsungan hidup pohon itu.

Namun yang ada dalam pikiran bukan itu saja, daun jatuh itu juga memunculkan asosiasi pada fenomena kehidupan sehari-hari, baik yang terjadi di dalam organisasi, perusahaan atau lembaga masyarakat lainnya.

Batang pohon adalah organisasi, perusahaan atau lembaga, sementara daun-daunnya sebagai anggotanya atau karyawannya.

Bila seorang anggota dari suatu organisasi atau seorang karyawan dari suatu perusahaan bahkan pimpinannya sekalipun, apabila sudah tidak lagi memiliki fungsi bagi organisasi atau perusahaannya akan jatuh dengan sendirinya.

Baca juga: Tumbuhkan Minat Anak Pada Sains, Kunjungi Petualangan Dinosaurus

Tidak perlu ada fitnah, tidak perlu ada demo, dan tidak perlu ada kudeta untuk menjatuhkan seseorang. Hukum alam mengajarkan ia akan jatuh dengan sendirinya saat tak lagi memiliki fungsi.

Bila daun harus jatuh, maka jatuhlah. Bila daun harus kering, maka daun tidak mampu memelihara kehijauanya. Bila daun kehilangan fungsinya, daun tidak memiliki kuasa menjaganya.

Lain halnya dengan manusia, ia mampu meng-update dirinya, ia memiliki kuasa untuk meng-upgrade kemampuannya dengan pengetahuan baru agar fungsinya dalam organisasi atau perusahaan tetap terpelihara dan terjaga supaya tidak lekas jatuh.

Pikiran terus saja bergerak, tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 23.00. Rokok sudah entah berapa batang dihabiskan dan segelas teh celup manis sudah tinggal tehnya menggelantung di gelas.

Saatnya memejamkan mata. Sebelum beranjak masih sempatkan diri melihat daun berwarna coklat itu terkapar di tanah tidak berdaya dan besok istri saya akan membuangnya ke tempat sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar