Kemudian saya menghampiri dia, duduk disampingnya sambil saya pegang pundaknya. “Denger, saya gak punya rahasia apa-apa, lagian apa alasan kamu sampai berpendapat cuma cewek-cewek cakep yang dekat dengan saya?”.
“Saya kan sering liat pak. Kalo jam-jam istirahat cewek-cewek itu kumpulnya di ruangan Bapak. Pas jam pulang, mereka kadang gak langsung pulang tapi malah nongkrong dulu disini, ya kan pak?”. Oh, itu toh alasannya.
“Kamu tahu, selama mereka berada di ruangan ini, saya lebih banyak mendengar. Saya lebih banyak menyimak segala macam cerita yang mereka katakan. Ceritanya mulai dari pacar sampai ke cerewetnya orang tua mereka masing-masing. Saya hanya teman curhat mereka.
Baca juga: Menyingkapi Keterpurukan
"Masalah kenapa orang bisa mau dekat dengan kita, saya bisa analogikan dengan lampu. Kamu lihat lampu neon itu?”, tanya saya kemudian.
Dia terlihat bingung dengan pertanyaan saya dan bertanya, “Apa hubungannya pak?”.
“Saya cuma tanya, liat ngak lampu itu?” “Iya, saya liat”, jawabnya terpaksa.
“Saat lampu itu mati, tidak ada seekor seranggapun menghapirinya. Kenapa? karena lampu itu tidak memancarkan cahaya.
Pernah kamu lihat lampu neon di malam hari? Pernah kamu lihat lampu yang menyala itu banyak dikerumuni berbagai macam serangga?”, dia tidak menjawab pertanyaan saya, kepalanya hanya mengangguk-ngangguk.
"Lampu itu tidak pernah berteriak-teriak memanggil serangga, “Wahai, para serangga mendekatlah padaku, peluklah aku!” Pernah kamu dengar lampu neon ngomong kayak gitu?” lagi-lagi dia tidak menjawab pertanyaan saya, dia malah tertawa ngakak. Serangga itu datang dengan sendirinya karena mereka suka dengan cahaya lampu itu.
Baca juga: Rumah Impianku Tidak Muluk Yang Penting Nyaman
"Oleh karena itu, jadikan dirimu bercahaya seperti lampu neon itu, pasti para serangga akan banyak mendekatimu. Kepandaian, keterampilan, kekayaan, kejujuran, kepedulian, keramahan, kesehatan, dan hal-hal yang positif lainya, itulah cahaya yang kamu harus pancarkan, itulah kelebihan yang kamu harus tampilkan."
Kalau sejumlah kelebihan itu kamu miliki, niscaya wanita, harta dan tahta akan datang dengan sendirinya. Kamu harus yakini itu. Wanita suka dengan orang pandai, harta bisa datang bila ada keterampilan, dan tahta akan diperoleh bila jujur."
Mendengar celoteh saya, dia hanya anggukan kepala beberapa kali. Sayang, cerita lampu neon pun harus dihentikan karena bel masuk berbunyi. "Sudah puas?, ga usah lagi mikir macem-macem. Udah bel masuk tuh, sekarang kamu kembali kelas, ok?"
Siswa saya pun langsung pamit untuk masuk ke kelas. Sebelum keluar dari ruangan, dia hanya mengatakan, “Terima kasih, pak!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar