7 Juni 201717.54
Kelangkaan gas elpiji 3 kg belakangan ini menjadi viral di media sosial. Dampaknya, antrian di agen meningkat sejak pekan lalu. Masyarakat berdatangan ke sejumlah agen menanyakan keberadaannya. Bahkan ada juga warga terpaksa ikut mengantri di wilayah lain untuk mendapat gas melon itu.
Baca juga: Menyingkapi Keterpurukan
"Biar jauh juga dikejar, dari pada enggak bisa masak. Mau gimana lagi di warung terdekat pada habis", ungkap seorang mamah muda.
Apa yang menjadi faktor utama kelangkaan? Disinyalir tidak sedikit masyarakat mampu menggunakan elpiji bersubsidi. Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Barat Dian Hapsari Firasati mengatakan elpiji 3 kg sesungguhnya hanya untuk masyarakat tidak mampu. Makanya kami berharap masyarakat yang mampu, apalagi bisnis yang sudah maju, agar tidak menggunakan elpiji 3 kg namun beralih ke elpiji non subsidi.
Baca juga: Rumah Impianku Tidak Muluk Yang Penting Nyaman
Pertanyaannya, apa indikator masyarakat tidak mampu? Dalam Permen ESDM Nomor 26 tahun 2009 disebutkan masyarakat tidak mampu bila mempunyai penghasilan tidak lebih dari Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). Disebutkan juga dalam permen itu bahwa pengguna elpiji 3 kg merupakan konsumen rumah tangga dan usaha mikro.
Lebih nyeleneh lagi ucapan Andar Tri Lestari, Manajer Humas Pertamina MOR-IV Jawa Bagian Tengah (JBT).
“Jangan merasa keren saat kamu bisa menggunakan elpiji subsidi padahal kamu sebenarnya mampu membeli yang non-subsidi!”, tandasnya.
Orang Kayah Jangan Pake LPG Melon
By Yahe
7 Juni 2017
Kelangkaan gas elpiji 3 kg belakangan ini menjadi viral di media sosial. Dampaknya, antrian di agen meningkat sejak pekan lalu. Masyarakat berdatangan ke sejumlah agen menanyakan keberadaannya. Bahkan ada juga warga terpaksa ikut mengantri di wilayah lain untuk mendapat gas melon itu.
Baca juga: Menyingkapi Keterpurukan
"Biar jauh juga dikejar, dari pada enggak bisa masak. Mau gimana lagi di warung terdekat pada habis", ungkap seorang mamah muda.
Apa yang menjadi faktor utama kelangkaan? Disinyalir tidak sedikit masyarakat mampu menggunakan elpiji bersubsidi. Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Barat Dian Hapsari Firasati mengatakan elpiji 3 kg sesungguhnya hanya untuk masyarakat tidak mampu. Makanya kami berharap masyarakat yang mampu, apalagi bisnis yang sudah maju, agar tidak menggunakan elpiji 3 kg namun beralih ke elpiji non subsidi.
Baca juga: Rumah Impianku Tidak Muluk Yang Penting Nyaman
Pertanyaannya, apa indikator masyarakat tidak mampu? Dalam Permen ESDM Nomor 26 tahun 2009 disebutkan masyarakat tidak mampu bila mempunyai penghasilan tidak lebih dari Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah). Disebutkan juga dalam permen itu bahwa pengguna elpiji 3 kg merupakan konsumen rumah tangga dan usaha mikro.
Lebih nyeleneh lagi ucapan Andar Tri Lestari, Manajer Humas Pertamina MOR-IV Jawa Bagian Tengah (JBT).
“Jangan merasa keren saat kamu bisa menggunakan elpiji subsidi padahal kamu sebenarnya mampu membeli yang non-subsidi!”, tandasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar